Senin, 16 Juni 2014

Tak Ada Pot, Granat Pun Jadi

Dalam pemandangan pedih dari perlawanan damai, seorang wanita Palestina di desa Bilin, dekat kota Ramallah, Tepi Barat, Palestina, telah menanam sebuah taman penuh bunga dengan menggunakan bekas granat gas air mata yang dikumpulkan dari bentrokan antara tentara Israel dan pejuang Palestina.



Bunga-bunga yang sedang tumbuh di sebidang tanah ini terletak di daerah yang re-klaim oleh Palestina dua tahun lalu dalam pengadilan perang yang memaksa Israel untuk menata ulang pembangunan pagar keamanannya yang sangat kontroversial. Pagar ini, saat selesai, membentang sepanjang 430 mil di sekitar seluruh wilayah Tepi Barat.

Karena ketegangan yang tinggi dan sering terjadi bentrokan antara tentara Israel dan pejuang Palestina di daerah tersebut, sangat sulit mendapatkan pasokan pot untuk bunga kecil. sementara bekas granat gas air mata yang digunakan oleh pasukan Israel untuk menekan demonstrasi-demonstrasi rakayat palestina sangat mudah didapat. Beberapa bekas granat di kebun ini bahkan dipasangi kabel sehingga mereka dapat dilampirkan ke pagar atau benda lainnya.


Penggunaan senjata sebagai wadah tanaman merupakan "pesan" yang kuat bahwa bangsa Palestina mampu merebut tanah yang telah di klaim oleh Israel dengan pembangunan pagarnya yang kotroversial. Memang, jiwa kreatif manusia tetap bersinar meskipun dalam suasana konflik yang berkepanjangan.

Kita hanya bisa berharap bahwa para pemimpin kedua negara datang ke sebuah perjanjian damai sesegera mungkin. Tetapi sementara itu, cukup menarik untuk melihat bahwa konflik telah gagal untuk benar-benar mengalahkan semangat dan kreativitas manusia.










Baca juga:





Source

Bagikan

Jangan lewatkan

Tak Ada Pot, Granat Pun Jadi
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.